Walau tantangan geopolitik dan terbatasnya peraturan menjadi tema umum di benua Afrika, isu-isu tersebut tak menghalangi minat akan industri keuangan syariah di Afrika.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Pantai Gading Bruno Kone mengatakan program penerbitan sukuk negara senilai 150 miliar CFA francs (252 juta dolar AS) telah masuk agenda dan roadshow akan dilaksanakan pada akhir kuartal 2015. Pemerintah Pantai Gading mengumumkan akan menerbitkan sukuk dalam mata uang lokal dengan total nilai 300 miliar CFA franc (504 juta dolar AS) dalam dua tahap, antara 2015-2020. Baca: Pantai Gading dan Afrika Selatan Akomodasi Pasar Sukuk
Negara-negara di Afrika tercatat memiliki sejumlah proyek infrastruktur dan manufaktur dalam pipeline hingga senilai 93 miliar dolar AS. Di sisi lain, populasi penduduk yang belum tersentuh dengan perbankan juga masih banyak, yaitu sekitar 17 persen dari total dua miliar penduduk dunia lainnya yang juga belum berbank. Baca: IDB Salurkan 50 Juta USD untuk Lembaga Keuangan Afrika
Oleh karena itu, anak usaha Islamic Development Bank (IDB) yaitu Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) masuk ke pasar Afrika mengenalkan keuangan syariah sebagai katalis untuk memobilisasi dana di Afrika, sehingga dapat mendorong perekonomian di kawasan tersebut. Keuangan syariah dapat pula mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) di sana.
ICD menilai ada peluang pembiayaan potensial bagi bank syariah karena semakin meningkatnya UKM di Afrika. Di tengah rendahnya tingkat pendapatan, sektor informal yang besar, dan kehadiran bisnis-bisnis kecil di Afrika, keuangan mikro syariah dinilai sebagai salah satu area pertumbuhan yang patut untuk dipantau.

