Konferensi Pers IBF 2016. Foto: MySharing

Para Bos Bisnis Keluarga Gagas Forum Bersama

[sc name="adsensepostbottom"]

Karena, brand adalah alat perjuangan masa kini.

Apa yang identik dengan Korea saat ini? Samsung? Identik dengan Amerika Serikat (AS)? Facebook, Twitter, Google, Apple? Di era global, brand swasta melampaui nasionalisme.  Brand swasta bahkan membawai identitas negara.

Menyadari pentingnya brand di kancah persaingan bisnis global, Indonesia Brand Forum 201 (IBF 2016 pun) menaruh perhatian penting terhadapnya. Gelaran IBF 2016 mengajak pemilik-pemilik brand bisnis keluarga untuk berkolaborasi. Menyadari, ternyata potensinya sangat besar. Tak kurang dari 25% PDB Indonesia berasal dari kekayaan perusahaan keluarga.

Program Director IBF 2016, Yuswohadi yang juga pakar pemasaran dari Inventure, mengimbau para perusahaan keluarga di Indonesia untuk berkolaborasi untuk membesarkan brand-brand Indonesia di kancah global. “Himbauan kami agar perusahaan keluarga bisa berkolaborasi, misalnya dalam bentuk forum bisnis”, kata Yuswohadi saat konferensi pers  IBF 2016, di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (24/8). Baca juga: Bisnis Keluarga Indonesia Harus Berkolaborasi

Erijanto Djajasudarma, CEO PT Niramas Utama Food & Beverages Industry (brand Inaco), pemimpin pasar jajanan sehat di Indonesia mendukung inisiatif ini. “Kita memang sebaiknya berkolaborasi, membawa nama Indonesia. Perusahaan-perusahaan asal Indonesia harusnya dikenal di luar negeri”, kata Erijanto.

Bryan Tilaar, Presiden Direktur PT Martina Berto, Tbk, penerus tahta kelompok  usaha Martha Tilaar, mengatakan, “Kami mendukung sekali inisiatif ini, asal ada konkritnya seperti apa”, kata putra dari Ibu Martha Tilaar ini.

Iwan S. Lukminto, Presiden Direktur PT Sri Rejeki  Isman, Tbk. (Sritex) mengatakan, Indonesia punya potensi besar untuk menjadi  yang  produktif sekaligus konsumtif.  Potensi bisnis bagi perusahaan keluarga sangat besar di Indonesia.  Juga di dunia sebenarnya. Oleh karena itu, “Saya mendukung inisiatif ini, perusahaan keluarga memang harus mulai berkolaborasi”, kata Iwan.

Ivan Kamadjaja, CEO Kamadjaja Logistics, mendukung inisiatif ini. Menurutnya , “Perusahaan keluarga secara nasional harus besar”.

Menanggapi saran “yang penting konkrit”, Bryan Tilaar mengusulkan, “Sebaiknya di Family Business ini forum bulanan, sinergi antarpara Family Business. Ketika ada tujuan yang penting niatnya dulu”.

Yuswohadi menambahkan, “Forum itu, mempertemukan kepentingan bersama. Sekali saja bertemu, nanti bisa jalan sendiri. Forum yang diharapkan terjadi bisnis di antaranya sehingga forum ini menjadi kongkrit”.

[bctt tweet=”Perusahaan keluarga memang harus mulai berkolaborasi!” username=”my_sharing”]

Sementara, Anne Patricia Sutanto, Vice CEO Pan Brothers menyarankan agar para penggagas forum ini juga bersinergi dengan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).  Hal ini, menurutnya karena baik KADIN dan Apindo sebenarnya sudah menjalankan forum yang semacam itu. Pun misalnya, para pemilik brand lokal ingin berpameran bersama di luar negeri. “Apindo bisa membantunya, saya juga aktif di Apindo kok,” kata Anne.