Lombok, Nusa Tenggara Barat telah berbenah diri semenjak tahun 2012 untuk menjadi kota dengan konsep halal tourism. Setelah lima tahun, apa berkah yang didapat kota ini dengan menerapkan konsep kota pariwisata halal?
Dalam acara peluncuran BNI iB Hasanah Card : Official Travel Card for World’s Best Halal Tourism Destination di Jakarta, pekan lalu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB – Lalu M Faozal mengatakan, bahwa kota Lombok banyak mendapatkan berkah dengan menerapkan konsep pariwisata halal.
“Lombok mempunyai konsep yang berbeda dengan Bali. Kalau konsep pengembangan pariwisata kita sama dengan Bali, maka kita tidak akan mungkin bisa menyaingi Bali, mengingat Bali sudah 41 tahun mengenal pariwisata, sementara Lombok ini baru bergerak aktifnya 5 tahun,” jelas Faozal.
Menurut Faozal, dengan melakukan konsep halal di dalam pengembangan pariwisata di Lombok, maka disitulah menjadi titik keunggulan Lombok. Lombok ternyata bisa mengambil pangsa pasar wisatawan yang cukup besar pula, yaitu wisatawan mancanegara Muslim, dan juga wisatawan lokal Muslim.
Bahkan, dalam waktu yang relatif singkat, Lombok bisa meraih penghargaan pariwisata internasional bergengsi World Halal Travel Awards (WHTA) pada tahun 2015 dan 2016 untuk beberapa kategori.
“Begitu kami meraih branding halal tersebut, maka disitulah titik tolak keunggulannya,” lanjut Faozal.
Faozal lalu memaparkan, beberapa kemajuan signifikan dari sisi pengembangan pariwisata di Lombok dengan menggunakan konsep Halal Toursim.
Pertama, jelas Faozal, pihaknya bisa mendorong pertumbuhan pasar wisatawan dari Negara tetangga, Malaysia secara signifikan.
“Ketika awalnya, kita bersusah payah menawarkan flight ke Lombok dari Kuala Lumpur (KL). Lalu dimulailah penerbangan dari KL ke Lombok hanya 1 flight dalam 3 kali seminggu. Namun dengan Lombok memenangkan penghargaan World Halal Travel pada 2015 dan lalu 2016, maka flight dari KL ke Lombok meningkat menjadi 3 kali sehari. Dan penerbangan itu isinya adalah masyarakat Malaysia dan Melayu yang nota bene mereka bepergian dengan kebutuhan halal,”`papar Faozal.
Berikutnya yang kedua, lanjut Faozal, pihaknya juga bisa mengangkat pertumbuhan pasar wisatawan lokal atau domestik ke Lombok.
“Pertumbuhan wisatawan domestik, atau nusantara, pada awalnya di tahun 2014 kami masih targetkan jumlah 1 juta kunjungan wisatawan ke Lombok. Namun sekarang, bahkan kami sudah menargetkan jumlah 2,5 juta wisatawan. Dan perjalanan wisatawan domestic tersebut mempunyai kebutuhan fasilitas muslim travel, yang standarnya itu semua sudah ada di Lombok,” jelas Faozal lagi.
Selanjutnya yang ketiga, lanjut Faozal, adalah terjaminnya konsep higienitas di Lombok.
“Dengan menerapkan konsep Halal Tourism, maka terdaoat keharusan melakukan audit halal. Nah, dalam audit halal tersebut , maka standar yang paling pokok adalah higienitas, atau kebersihan. Kebersihan produk tersebut pastinya bukan hanya kebutuhan bagi kaum Muslim saja, namun non muslim juga. Sehingga salah satu berkahnya dari halal tourism ini adalah, produk kita benar benar terjamin dari sisi higienitas, yang menambah nilai keunggulan Lombok,” demikian Lalu M Faozal, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata NTB.

