Jumlah penduduk Indonesia nomor empat terbesar di dunia, merupakan potensi pasar bagi produsen otomotif dunia. Namun, UKM sebagai penyuplai komponen otomotif masih terbatas. Padahal, potensi pasar komponen otomotif terbilang besar.

Oleh karena itu, lanjut Wayan Dipta, pihaknya akan terus mendorong UKM Indonesia untuk siap bermitra dan meningkatkan daya saing produknya dengan produk komponen otomotif impor.
“Karena, sampai sekarang belum banyak UKM yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang disebabkan masih kurangnya penguasaan teknologi, modal, dan pasar. Kita harapkan akan terjadi joint venture,” lanjut Wayan Dipta.
Beberapa langkah kerjasama sudah dilakukan Kemenkop UKM dengan pemerintah Jepang dan Korea berupa kegiatan peningkatan SDM operator mesin, ToT, business matching, dan temu konsultasi.
“Pada tahun 2014-2015 ada 50 UKM Indonesia berangkat ke Jepang dan difasilitasi oleh Jepang. Hasil dari pertemuan itu sebanyak tujuh UKM Indonesia telah melakukan perjanjian kerjasama dengan UKM Jepang. Dan, ada sebanyak 15 UKM Indonesia yang berprospek untuk melakukan kemitraan,” imbuh Wayan Dipta.
Selain itu, kata Wayan Dipta, sudah ada business matching antara pengusaha Ehime-Jepang sebanyak lima pengusaha dengan UKM Indonesia yang dilaksanakan di Jakarta dan Surabaya pada tahun 2015 bertemu dengan sekitar 53 UKM Indonesia. “Hasil dari pertemuan ini sebanyak enam UKM Indonesia mempunyai prospek untuk melakukan kemitraan,” kata dia.
Tak hanya dengan Jepang, kerjasama dengan Korea pun dilakoni. Bahkan, kerjasama dengan pemerintah Korea yang difasilitasi KOTRA telah dua kali melakukan peningkatan teknologi operator mesin pada 2014 dan 2015 sebanyak 90 orang dan pelatihan ToT sebanyak 40 orang.
“Lebih dari itu, kami juga telah melaksanakan temu konsultasi antara UKM komponen otomotif dengan Bank Mandiri selaku lembaga perbankan untuk mendukung permodalan. Kemudian, dalam hal teknologi untuk peningkatan produktifitas menghadirkan Direktur Toyota Astra Motor, serta dari Askrindo selaku lembaga penjaminan,” jelas Wayan Dipta.
Wayan Dipta menambahkan, pihaknya juga mengajak Kementrian Riset, Teknologi, dan Dikti untuk memanfaatkan inovasi dan ahli teknologi yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga riset.
“Tahun 2016 UKM komponen otomotif akan terus kita kembangkan. Sehingga nantinya, diharapkan produk komponen otomotif UKM Indonesia sudah dapat bersaing dengan produksi impor, baik kualitas dan kuantitas. Ini akan memberikan dampak terhadap berkurangnya pengangguran, menurunkan angka kemiskinan, serta menambah devisa negara,” demikian pungkas Wayan Dipta.

