Ketua Dewan Komisioner OJK - Muliaman D Hadad

Pembiayaan Korporasi Perlu Dukungan Pasar Modal

[sc name="adsensepostbottom"]

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) – Muliaman D. Hadad menyampaikan bahwa sektor Korporasi harus mendapat dukungan tambahan pembiayaan jangka panjang dari sektor pasar modal, untuk menambah pembiayaan korporasi yang sudah diberikan sektor Perbankan.

Muliaman Hadad Ketua MES
Muliaman D. Hadad

“Kita harus mengupayakan terwujudnya keseimbangan yang baik antara industri perbankan dan pasar modal (strike the balance) dalam memberikan pembiayaan sektor korporasi. Kita membutuhkan Pasar Modal yang lebih berkembang untuk menyediakan alternatif sumber pembiayaan jangka panjang yang kurang dapat disediakan oleh industri Perbankan. Namun, pembiayaan dari Perbankan tetap akan dibutuhkan bagi sektor Korporasi yang tidak terlayani oleh Pasar Modal,” demikian papar  Muliaman pada G20/OECD Corporate Governance Forum, Istanbul, Turki, Sabtu (11/4/2015).

Pada kesempatan perhelatan akbar G20/OECD Corporate Governance Forum ini, Muliaman memang diminta menjadi salah satu pembicara dalam sesi Corporations and Capital Markets in Emerging Economies, mengenai persoalan bahwa akses terhadap pemodalan merupakan tantangan khusus di banyak negara berkembang (berkembang pesatnya sektor Korporasi tidak selalu sejalan dengan berkembangnya Pasar Modal). Mismatch ini tentunya akan dapat menghalangi terciptanya pertumbuhan sektor Korporasi yang stabil, dan memaksa perusahaan swasta untuk terlalu mengandalkan pinjaman jangka pendek dari Perbankan.

Menurut Muliaman, dalam dua dekade terakhir emerging market telah menunjukkan perkembangan yang signifikan menuju intermediasi keuangan yang lebih berbasis pasar (market based financial intermediation). Hal ini sejan dengan upaya beberapa yurisdiksi dalam membangun pasar ekuitas dan obligasi domestik yang lebih dalam dan kuat.

“Bank vs Market Based Financing adalah perdebatan lama. Setiap pasar akan memiliki ketergantungan dan evolusinya sendiri-sendiri. Pada akhirnya, pilihan perusahaan akan tergantung pada biaya mengakses pasar untuk mengumpulkan dana dan juga fleksibilitas serta kecepatan untuk mendapatkan dana,” ujar  Muliaman.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Muliaman, hingga kini, peran Perbankan dalam menyediakan sumber pembiayaan bagi Korporasi masih lebih dominan dibandingkan Pasar Modal. Terlebih, pembiayaan di sektor Korporasi menengah. Hal ini terjadi antara lain karena Perbankan telah memiliki jaringan yang luas dan tersebar di berbagai daerah. Sehingga, lebih dekat dengan mereka. Faktor lainnya adalah tingkat literasi keuangan terkait industri Pasar Modal yang jauh lebih rendah dibandingkan Perbankan yang membuat mereka enggan untuk berinteraksi dengan Pasar Modal.

Menurut Muliaman, para regulator harus waspada pada risiko signifikan yang ditimbulkan oleh kedua pasar ini dengan menjaga adanya kompetisi yang sehat di antara dua pasar tersebut. “Sebagai perantara yang well capitalized dan kuat, merupakan kunci untuk mewujudkan Pasar Modal yang dalam dan konsisten. Dan ini sejalan dengan filosofi pembangunan kami. Kami menginginkan kegiatan lintas industri yang lebih besar dan pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan, mengurangi hambatan terhadap akses keuangan, dan mewujudkan inklusivitas keuangan yang lebih besar,” tegas Muliaman.

Perwakilan dari G20 dan negara-negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) bertemu di Istanbul dalam G20/OECD Corporate Governance Forum, guna membahas dua isu penting sistemis terhadap pertumbuhan sektor swasta yang berkelanjutan, yaitu kapasitas kelembagaan untuk perusahaan kecil dan menengah (SME) untuk tumbuh danperkembangan, serta perkembangan Pasar Modal di negara-negara emerging market.

Forum ini diselenggarakan oleh The Capital Markets Board of Turkey berkerja sama dengan the Corporate Governance Association of Turkey dan Bogazici Universitys Center for Corporate Governance. Forum ini dibuka oleh Sekretaris Jendral OECD Angel Gurria dan Deputi Perdana Menteri Turki Ali Babacan.

Di kesempatan yang sama, Muliaman juga mengadakan pertemuan dengan Chairman Capital Market Board (CMB) of Turkey Vahdettin Ertas. Mempertimbangan adanya kesamaan perkembangan Pasar Modal antara Indonesia dan Turki, tercapailah suatu kesepakatan untuk melakukan kerja sama yang lebih luas demi mempercepat perkembangan Pasar Modal di kedua negara. Pada Agustus 2015, nota kesepahaman antara OJK dengan CMB of Turkey diharapkan dapat ditandatangani.