
Apakah lembaga pendidikan ekonomi syariah Indonesia-Malaysia sudah saling bersinergi dalam mengembangkan sumber daya manusia di industri keuangan syariah? Jika sudah, bisa disebutkan contohnya? Jika belum, mengapa hal tersebut terjadi?
Tentunya sudah ada upaya dari masing-masing negara untuk menjalin hubungan kerjasama dalam pengembangan sumberdaya manusia ini, tetapi setahu saya, Malaysia yang lebih proaktif sehingga Gubernur Bank Negara Malaysia bertemu langsung dengan Gubernur Bank Indonesia yang waktu itu dijabat oleh Pak Boediono yang membahas kerjasama di bidang keuangan syariah. Bahkan, untuk training keuangan syariah, Malaysia sudah menawarkan kerjasama dengan LPPI di Kemang tetapi seperti apa tindak lanjutnya, saya tidak tahu.
Menurut Anda, apa yang masih perlu dilakukan dalam mengembangkan sistem pendidikan ekonomi syariah Indonesia?
Jelas masih banyak PR yang harus dilakukan untuk mengembangkan sistem pendidikan ekonomi syariah di Indonesia dan PR pertamanya yaitu membenahi sistem pendidikan Indonesia yang masih suka berubah kebijakan setiap berganti menteri pendidikan. Kita harusnya memiliki platform pendidikan yang tetap dan berjangka panjang sehingga siapapun menterinya, program pendidikan tidak berganti. Pendidikan seharusnya membuat orang semakin beradab dengan ilmu yang dimilikinya dan seharusnya bisa dinikmati dalam proses menuntut ilmu bukan membebani seperti saat ini. Sistem pendidikan di tingkat universitas juga harus dibenahi mulai dari komersialisasi pendidikan, insentif untuk dosen dan peneliti.
Pekerjaan rumah yang langsung berkaitan dengan sistem pendidikan ekonomi syariah yaitu bagaimana membuat kurikulum sistem pendidikan ekonomi syariah yang menghasilkan output yang berani untuk murni syariah, berani untuk melakukan risk sharing bukan risk transferring, berani untuk mendobrak stigma bahwa lembaga komersil perbankan syariah tidak ada urusannya dengan pengentasan kemiskinan masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai ekonomi dan keuangan syariah itu sangat indah sehingga mengapa orang Eropa khususnya seperti di Luxemburg, Inggris, Jerman cukup terbuka dengan keuangan syariah karena nilai-nilai ini menurut mereka cukup selaras dengan ethical values atau nilai etika khususnya dalam investasi dan keuangan, dan di Amerika Serikat mereka mengenal keuangan syariah sebagai faith-based finance atau keuangan berbasis kepercayaan. Seharusnya kita sudah memasukkan sedikit demi sedikit konsep ekonomi syariah dalam kurikulum agama Islam sejak dini sehingga masyarakat kita sejak kecil tidak hanya terbiasa untuk tahu apa shalat, zakat, puasa tetapi bagaimana untuk tidak tamak, peduli dengan sosial, jujur dan integritas dalam kehidupan sehari-hari, tidak menipu dan tidak korupsi atau menerima suap atau riswah. Masih banyaklah agenda yang harus kita lakukan, yang terpenting kita mau melakukannya dari lingkungan terdekat kita dan dengan apa yang bisa kita lakukan. Wallahu alam.

