rayuan belanja akhir tahun

Perempuan Harus Pintar Kelola Uang!

[sc name="adsensepostbottom"]

Perempuan acap didapuk menjadi ‘menteri keuangan’ saat sudah berkeluarga. Duh, padahal ada saja godaan berbelanja apalagi ketika sedang musim sale di mana-mana. Bagaimana mencermati pengelolaan keuangan keluarga?

rayuan belanja akhir tahunDemi meningkatkan kesadaran kaum perempuan Indonesia untuk mengelola keuangan dengan baik, Asuransi Prudential Indonesia pun menggelar Tips Mengelola Dana Untuk Perempuan sebagai bagian dari program Literasi Keuangan, Selasa (18/11). Pesertanya berasal dari ibu-ibu PKK dan perempuan pedagang pasar di DKI Jakarta.

Assistant Bank Assurance Prudential Indonesia, I Nyoman Widya Kusuma, mengatakan langkah pertama dalam mengelola dana adalah harus mempunyai rencana keuangan yang terbagi dalam jangka pendek (kurang dari dua tahun), jangka menengah (2-3 tahun) dan jangka panjang (lebih dari lima tahun). “Untuk membuat rencana keuangan ini harus bisa membedakan kebutuhan dan keinginan,” kata Widya, di Gedung Serbaguna Senayan, Selasa (18/11).

Setelah bisa membedakan dua hal tersebut, langkah selanjutnya adalah harus bisa memisahkan pendapatan, baik yang berasal dari pendapatan sendiri maupun dari suami. Pisahkan pendapatan tersebut ke dalam dua amplop/rekening, yaitu rekening aktif dan rekening pasif.

Rekening aktif yaitu pos pengeluaran yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti belanja dapur, kebutuhan anak sekolah, tagihan listrik/telepon, cicilan rumah. Sementara, rekening pasif adalah rekening yang digunakan khusus untuk menabung dan tidak bisa diutak-atik. “Nah, karena ibu yang menjadi menteri keluarga maka harus bisa mengontrol keuangan ini,” ujar Widya.

Selain itu, kaum perempuan juga diimbau untuk selalu mencatat dan memantau pengeluaran secara rutin agar mengetahui pengeluaran dan penggunaannya untuk apa di setiap bulan. “Dengan begitu, kita bisa review dan analisis pengeluaran. Dengan mempelajari pola pengeluaran ini, kita juga bisa antisipasi pengeluaran yang mungkin terjadi,” kata Widya.

Widya menambahkan ada beberapa hal yang perlu menjadi prioritas dalam mengelola keuangan keluarga, diantaranya adalah jika memiliki cicilan hutang, maka pembayaran cicilan harus didahulukan. Selain itu, kaum perempuan juga diimbau untuk mengubah kebiasaan, dengan menyisihkan terlebih dulu uang untuk ditabung sebelum untuk berbelanja yang lain. Saat memperoleh ‘uang kaget’ seperti dari arisan juga hendaknya bisa disisihkan sebagai tabungan.

Berapa besar porsi pendapatan yang sebaiknya masuk tabungan? “Bagi yang sudah berkeluarga setidaknya harus bisa menabung minimal 10-30 persen dari penghasilan. Sementara, yang masih single seharusnya bisa simpan lebih banyak sekitar 30-50 persen dari pendapatan,” ungkap Widya. Setelah bisa menabung, sisihkan tabungan untuk kebutuhan darurat 3-6 kali dari pendapatan untuk berjaga-jaga jika terkena sakit atau mengalami kecelakaan.

Widya menambahkan saat sudah bisa menyisihkan dana hendaknya juga tidak hanya disimpan di rumah yang tidak bisa memberikan return lebih dan cukup berisiko. Namun, tempatkanlah simpanan Anda di instrumen investasi, sehingga mendapatkan return dan nilai uang Anda tidak tergerus inflasi. “Kalau tidak mau menabung di bank dan tujuan keuangannya masih jangka panjang, belikan saja emas logam mulia,” ujar Widya. Baca juga: Investasi Emas Bagus, Namun Perkuat dengan Diversifikasi.

Secara keseluruhan, tips agar kaum perempuan bisa mencapai tujuan keuangannya adalah dengan punya simpanan dana, menyisihkan dana kebutuhan darurat dan harus bisa mengelola dana. “Seluruh langkah perencanaan keuangan ini dilakukan secara konsisten dan disiplin,” pungkas Widya.