Asuransi mikro ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Dalam rangka mencapai keuangan inklusif, asuransi mikro pun menjadi salah satu produk yang ditawarkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Muchlasin memaparkan asuransi mikro ini memiliki karakteristik produk yang sederhana, mudah diakses, terjangkau dan proses klaim yang cepat.
“Saat ini sudah ada 65 perusahaan asuransi dari 140 perusahaan di Indonesia yang menjual produk asuransi mikro. Sampai 2015 sudah ada 22 juta orang peserta asuransi mikro, dengan total premi Rp 1,6 triliun, klaim Rp 928 miliar dan rasio klaim 55,7 persen,” ungkapnya dalam Seminar Internasional Keuangan Mikro dan Inklusi Keuangan, Rabu (16/3).
Untuk lebih mendorong asuransi mikro, lanjutnya, OJK bersama dengan pelaku industri asuransi pun melakukan roadshow serta sosialisasi dan edukasi ke berbagai daerah. Pada tahun lalu para pemangku kepentingan melaksanakan roadshow asuransi ke 16 provinsi dan mengadakan Pasar Asuransi Mikro Indonesia di dua kota.
“Ke depannya kami ingin link dengan bank, digital payment, sampai lembaga keuangan mikro, memperkuat forum koordinasi antara OJK dan pelaku industri terutama terkait desain produk, meningkatkan awareness melalui kampanye, dan pertukaran pengetahuan. Serta, berkoordinasi dengan lembaga pemerintah untuk memperkuat inisiatif keuangan inklusif,” pungkas Muchlasin.

