Lambang kota Ambon
Salah satu landmark Kota Ambon, propinsi dewngan minoritas Muslim. Foto: Ambon.go.id

Propinsi Minoritas Muslim Pun Minati Investasi Syariah

[sc name="adsensepostbottom"]

Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan sosialisasi secara berkelanjutan terkait investasi pasar modal syariah ke berbagai daerah.

Lambang kota Ambon
Salah satu landmark Kota Ambon, propinsi dengan minoritas Muslim. Foto: Ambon.go.id

Dengan mendatangi berbagai propinsi di Indonesia itu pun terlihat besarnya minat masyarakat Indonesia akan investasi syariah, termasuk di propinsi di mana umat Muslim menjadi minoritas.

Direktur Pengembangan BEI, Friderica Widyasari, mengatakan saat BEI melaksanakan acara sosialisasi pasar modal syariah ternyata mampu menarik banyak peminat. “Kalau melihat potensinya ternyata daerah-daerah yang kita pikir tidak terlalu tertarik terhadap investasi syariah ternyata banyak peminatnya seperti di Bali, banyak komunitas yang haus akan investasi syariah, begitu pula di Manado,” jelas Friderica, disela-sela Rapat Kerja Masyarakat Ekonomi Syariah, Selasa (17/2). Sementara, dari sisi realisasi investasi pasar modal syariah di daerah masih banyak beredar di masyarakat Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Aceh.

Friderica menambahkan dukungan fatwa No 80 tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas pun turut mendorong perkembangan pasar modal syariah. Setidaknya ada tujuh anggota bursa yang menyediakan layanan online trading syariah, yaitu Indo Premier Securities, BNI Securities, Trimegah Securities, Mandiri Sekuritas, Panin Sekuritas, Phintraco Securities, dan Sucorinvest Central Gani. Baca: Mengenal Online Trading Saham Syariah

Friderica mengungkapkan online trading syariah telah memudahkan perusahaan sekuritas untuk menjangkau orang-orang yang memang concern untuk berinvestasi syariah. “Kalau dulu sahamnya sudah syariah tapi sistem tradingnya bareng konvensional, investor tidak mau. Ketika ada online trading syariah mereka pun jadi lebih yakin untuk masuk investasi di pasar modal,” tukas Friderica.[su_pullquote align=”right”]“Kalau dulu sahamnya sudah syariah tapi sistem tradingnya bareng konvensional, investor tidak mau. Ketika ada online trading syariah mereka pun jadi lebih yakin untuk masuk investasi di pasar modal,”[/su_pullquote]

Ia pun tak menutup kemungkinan jumlah anggota bursa yang memiliki online trading syariah akan bertambah di tahun ini. “Kami melihat minat anggota bursa sudah terlihat, mungkin di tahun ini akan ada dua anggota bursa lagi (yang akan membuka layanan online trading syariah),” ujar Friderica. Baca: Transaksi Terlarang Saham Syariah

OJK telah mencanangkan tahun 2015 sebagai Tahun Pasar Modal Syariah. Menyusul Gerakan Cinta Pasar Modal (Genta) yang telah dilakukan tahun lalu diharapkan tahun ini juga menjadi kebangkitan pasar modal Indonesia, utamanya pasar modal syariah. Berdasar Statistik Saham Syariah di laman OJK, pada November 2014 kapitalisasi Indeks Saham Syariah Indonesia sebesar Rp 2.944,6 triliun dengan 334 saham syariah.