Photo : Pexels black-point-and-shot-camera

Reksadana Syariah Lebih Aman Daripada Menabung Saham Syariah

[sc name="adsensepostbottom"]

Saat ini lagi sedang tren slogan yuk nabung saham terutama pada setiap iklan sekuritas. Namun banyak pula ajakan untuk berinvestasi di reksa dana konvensional ataupun syariah dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Namun untuk bagi seorang pemula, akan muncul pertanyaan berikut ini, mana sih yang lebih aman untuk berinvestasi, di instrumen sahamkah atau reksadana?

Pertanyaan tersebut seringkali muncul dan untuk menjawabnya perlu di informasikan bahwa reksadana syariah ini di bentuk untuk ditujukan kepada calon investor yang belum memiliki keahlian dalam berinvestasi baik dalam dunia pasar modal syariah ataupun dalam pasar uang akan tetapi sang calon investor tetap ingin mengalami pertumbuhan uangnya dari investasi agar nilai mata uangnya tidak tergerus akibat tingkat inflasi yang tinggi.

[bctt tweet=”Reksadana Syariah Lebih Aman Daripada Menabung Saham Syariah #reksadanasyariah#mysharing#pasarmodalsyariah” username=”my_sharing”]

Mekanisme dari reksadana adalah ketika Anda membeli salah satu produk reksadana, sebenarnya Anda sedang menitipkan uang Anda kepada manager investasi. Dimana manager investasi tersebutlah yang akan mengatur dana Anda untuk disesuaikan dengan profil risiko Anda.

Seorang manager investasi tidak hanya mengurusi uang sobat mysharing saja akan tetapi mereka melakukan penglolaan dana dari kumpulan uang yang dikumpulkan dari berbagai investor dimana jumlahnya sangat banyak. Manager investasi ini memiliki tugas untuk menghimpun dana tersebut dan mengatur kumpulan uang tersebut.

Biasanya,Pada instrumen reksa dana masih terbagi jenisnya. Ada reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana terproteksi, reksa dana ETF, dan reksa dana pendapatan uang.

Setiap jenis reksadana memiliki potensi keuntungan yang berbeda-beda, semakin tinggi reksikonya, semakin tinggi pula potensi keuntungannya. reksa dana yang cukup agresif dan menghasilkan potensi keuntungan tertinggi dapat saya contohkan adalah reksadana saham, sedangkan yang paling rendah resikonya namun aman adalah reksadana pasar uang.

Dalam reksadana syariah rekan-rekan calon investor sekalian telah meminimalisir resiko atas kerugian yang akan dialami dibandingkan apabila memilih instrumen saham serta tidak perlu pusing memanagement keuangan kalian karena uang anda telah di kelola oleh manajer investasi yang sudah ahli dalam hal pengelolaan dana investasi.

Mengapa bisa demikian karena modal disebar ke berbagai instrumen investasi sesuai profile resiko rekan-rekan sekalian.

Selain itu reksadana syariah dapat diwariskan seandainya investor meninggal bisa dipindahtangankan ke ahli waris serta modal yang telah dietorkan aman karena disimpan oleh bank kustodian. Jadi ketika manajer investasi bangkrut, modal tetap aman. Akan tetapi setiap instrumen investasi reksadana syariah tersebut memiliki resiko fluktuasi harga saham, obligasi dsb nya yang terdapat dalam reksadana tersebut.

Jadi ibarat anda memilih pesawat terbang, anda memilih jadwal penerbangannya namun anda duduk sebagai penumpang. Apabila ternyata anda salah memilih pesawat dimana sang pilot belum mahir dalam pengendalian pesawatnya sehingga terjadi turbelensi pada pesawat dan berdampak buruk atas hasil dana investasi yang dikelolannya hingga mencapai kerugian.Oleh karena itu dalam hal ini anda harus dapat memilih manajer investasi yang terpercaya.

Karena Manajer investasi-lah yang memilih dan memutuskan instrumen mana yang akan dipilih. Sedangkan anda tidak punya kuasa untuk mengatur MI. mengapa ? Karena anggapannya, kita telah menyerahkan pemilihan aset pada kepiawaian sang manajer investasi.

Sedangkan apabila rekan – rekan memilih saham sebagai produk utama hal ini dapat di ibaratkan anda memilih pesawat terbang, jadwal penerbangan dan anda sendiri yang mengendalikan dana anda. Sehingga apabila terjadi turbelensi dan anda tidak dapat mengatasinya maka kerugian yang akan rekan-rekan alami.

Mengapa dapat terjadi demikian dikarenakan anda belum memahami metode Technical Analysis (TA) ataupun Fundamental Analysis (FA) dan rekan-rekan sekalian belum dapat melakukan analisa prospek harga saham suatu perusahaan. Sehingga disaat terjadi fluktuasi harga terjadi hingga dalam dan menyebabkan terganggunya jiwa psikologi rekan-rekan sekalian maka yang terjadi biasanya adalah melakukan penjualan saham dalam keadaan rugi yang dinamakan cut loss.

Saran saya, sebelum rekan-rekan seboat mysharing memutuskan reksadana atau saham, Anda lebih baik melihat ke dalam diri Anda sendiri dan tolong jawab dengan sejujur-jujurnya, seberapa baikkah kemampuan anda memanagement dana investasi Anda? Jika Anda secara jujur menyadari kemampuan investasi Anda belum terlalu baik, investasikanlah uang Anda ke reksadana saja, serahkan itu kepada professional.

Sambil, Anda pelan-pelan pelajari bagaimana investasi saham yang benar dari workshop, seminar ataupun buku-buku. Seiring berkembangnya kemampuan Anda nanti, Anda bisa terjun langsung investasi pada sahamnya.

Tentu cara ini lebih baik ketimbang lansung terjun berinvestasi saham tanpa ilmu yang tepat, bukan? Salah-salah Anda menderita kerugian yang dalam karena tidak tahu apa yang harus Anda lakukan ketika pasar saham anjlok.

Seperti yang Warren Buffett katakan “Risks come from not knowing what you are doing” artinya risiko itu ada karena kita tidak tahu apa yang kita lakukan, di lain sisi, risiko itu bisa kita redam ketika kita tahu apa yang kita lakukan, ketika kita tahu caranya.

Saya harap, artikel ini dapat memberikan pencerahan kepada Anda semua sehingga dapat menentukan langkah investasi yang tepat untuk Anda. Salam sukses dan cuan maksimal !