kelas menengah muslim
Preferensi kelas menengah Muslim terhadap gaya hidup, pendidikan, hingga urusan bayar zakat. Ilustrasi: Ibrahim Aji

Sektor Gaya Hidup Islami Tumbuh Pesat

[sc name="adsensepostbottom"]

Dalam lima tahun terakhir, sektor gaya hidup Islami tumbuh 40 persen.

Menilik perkembangan industri yang berkaitan dengan umat muslim terlihat nyata perbedaan antara era 90-an dengan era millennium saat ini. Dulu industri yang menopang gaya hidup Islami, seperti busana muslim dan pariwisata halal tak awam di telinga masyarakat. Namun, kini industri tersebut berkembang sangat pesat.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Riyanto Sofyan mengatakan, dimulai sekitar tahun 2000, industri telah mengarah ke sektor gaya hidup Islami. “Baik itu fesyen, desain ekonomi kreatif, wisata halal, semua ke arah sana karena Indonesia merupakan populasi muslim terbesar di dunia,” katanya, akhir pekan lalu.

Menurutnya, hal paling penting yang menggerakkan sektor gaya hidup adalah adanya disposable income, yaitu pendapatan yang siap dibelanjakan. Mengutip data Thomson Reuters, setidaknya disposable income mencapai 4,8 triliun dolar AS. Nilai tersebut turut mendorong sektor pendukung gaya hidup Islami tumbuh pesat.

“Kita lihat Wardah dan Rabbani omsetnya sudah triliunan dan bisnisnya berkembang cepat. Pertumbuhannya meningkat sekitar 40 persen selama lima tahun terakhir. Di pasar premium ada desainer Dian Pelangi dan Shafira, jadi hal ini yang menggambarkan bagaimana besarnya potensi ekonomi itu sendiri,” papar Riyanto.

Indonesia pun punya keunggulan demografi. Selain mayoritas penduduknya muslim, sekitar 60 persen penduduk Indonesia juga berusia di bawah 30 tahun. “Ini jadi potensi. Di Indonesia kelas menengah muslim juga cukup banyak. Sekarang ada 112 juta muslim kelas menengah dan pengeluarannya mencapai Rp 112 triliun, maka industri sesuai syariah juga ikut berkembang pesat,” cetusnya.

Mengutip Thomson Reuters, jumlah wisatawan muslim kini sudah hampir menyamai jumlah wisatawan asal Cina. Setidaknya ada 120 juta wisatawan muslim dengan jumlah pengeluaran mencapai 155 miliar dolar AS. Jumlah tersebut enam kali lipat dari pengeluaran umroh dan haji.