Inilah Halal Top Brand 2014!

Industri Halal Tumbuh Dobel Digit

[sc name="adsensepostbottom"]

Industri halal mengalami pertumbuhan dobel digit di tahun ini. Malaysia dan Uni Emirat Arab menjadi yang terdepan.

Inilah Halal Top Brand 2014!Berdasar laporan terbaru Thomson Reuters dan DinarStandard, industri halal Uni Emirat Arab memduduki peringkat kedua setelah Malaysia. Negara di kawasan Teluk itu terdepan di pasar kosmetik dan fesyen, namun tertinggal di industri keuangan, makanan, farmasi, dan destinasi wisata.

Potensi pasar muslim memang sangat besar. Thomson Reuters dan DinarStandard memperkirakan pengeluaran konsumen muslim dapat mencapai 3,7 triliun dolar AS pada 2019, tumbuh 10,8 persen per tahun dari tahun lalu yang sebesar 2 triliun. “Secara keseluruhan, peluang untuk menciptakan merek berkualitas dan menguntungkan sangat menjanjikan dan cukup layak,” kata Chief Executive Officer Dubai Islamic Economy Development Centre, Abdulla Al Awar, dikutip dari the national, Senin (8/12).

Aset industri halal mencapai 1,66 triliun pada 2013, dimana reksadana syariah tumbuh 15 persen dan penerbitan sukuk naik 11 persen. Di tahun ini diperkirakan aset industri halal dapat mencapai 4,2 triliun dolar AS. “Di makanan halal ada kesempatan investasi di jejaring distribusi makanan dan sektor usaha kecil dan menengah yang punya kebutuhan pembiayaan sesuai prinsip syariah. Sementara untuk industri keuangan syariah masih ada potensi di Indonesia, Tunisia, Azerbaijan, dan Maroko,” cetus Al Awar. Baca Juga: Platform Industri Halal Zilzar, Saingan Baru Amazon

Dari data pada 2013, negara dengan konsumsi makanan halal terbesar adalah Indonesia (190 miliar dolar), Turki (168 miliar dolar AS), Pakistan (108 miliar dolar), dan Iran (97 miliar dolar). Konsumen produk obat-obatan (farmasi) terbesar adalah Turki (8,9 miliar dolar), Arab Saudi (5,9 miliar), Indonesia (4,9 miliar dolar), dan Iran (3,7 miliar dolar). Sementara, di produk kosmetik ada Uni Emirat Arab (4,9 miliar), Turki (4,4 miliar dolar), India (3,5 miliar dolar), dan Rusia (3,4 miliar dolar).

Industri ekonomi syariah diperkirakan tetap dapat mempertahankan pertumbuhan tinggi dalam beberapa tahun mendatang. Ini disebabkan karena kondisi perekonomian dan demografi yang terus tumbuh, bersama dengan meningkatnya penetrasi industri halal. Krisis ekonomi pada 2008 silam telah membuat naiknya permintaan akan keuangan yang beretika dan hal inilah yang turut mendorong sektor ekonomi syariah terus tumbuh hingga saat ini. Berdasar lembaga think tank Amerika, Pew Research centre, populasi muslim seluruh dunia akan meningkat dari 1,7 miliar jiwa pada 2014 menjadi 2,2 miliar jiwa pada 2030.