Keadilan Sosial Pedesaan

Keadilan Sosial di Pedesaan

[sc name="adsensepostbottom"]

Sejalan dengan moto perjuangan Raden Ajeng Kartini, pengemban Pancasila sebagai pedoman hidup.Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) juga menerapkan Pancasila dalam mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya).

Keadilan Sosial PedesaanKetua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono menyampaikan, besok Selasa (21/4) adalah hari lahir pahlawan perempuan Indonesia, Raden Ajeng Kartini (RA. Kartini). Sebagai seorang perempuan Jawa yang setia pada orangtua dan suaminya, RA Kartini berjuang melalui kegiatan bersurat kepada sahabatnya, menceritakan kehidupan sehari-hari dan cita-citanya.

Dalam suasana yang lebih heroik, para pejuang kita mengembangkan Pancasila sebagai pedoman hidup yang luar biasa. Khususnya pada sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, keadilan itu sengaja disiapkan untuk semua, bukan hanya bagi mereka yang beruntung.

Oleh karena itu, mulai dari sila yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, selama perjuangan kemerdekaan dan selama kita mengisi kemerdekaan bangsa ini, semua pemimpin bangsa dituntut bekerja keras agar cita-cita bangsa membangun suatu bangsa yang berkeadilan mampu memberikan ketenteraman berupa keadilan tanpa pilih kasih. Suatu keadilan yang bisa dirasakan dan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Sejalan dengan moto perjuangan itu, cita-cita RA Kartini dan para pejuang bangsa, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), yang dimulai sejak Sabtu lalu di Padang Sumatera Barat. Digelar secara periodik oleh DNIKS, setiap dua tahun sekali di tempat yang berpindah-pindah. Maksudnya, agar pertemuan itu seakan menggelar perluasan pengertian filosofis gagasan dasar yang menjadi urat nadi bangsa ini sebagai jati diri yang unggul dan meluas. “Artinya, agar semangat pengabdian seluruh anak bangsa betul-betul mengurat berakar di hati sanubari,” tegas Haryono. Baca:Membawa Pemberdayaan Keluarga Ke Level Global.

Menurutnya, keindahan itu bukan hanya dipertontonkan di permukaan, tetapi diwujudkan dalam langkah program dan kegiatan aksi untuk peduli dan berbagi sesama anak bangsa. Bangsa kita adalah bangsa yang sangat menghargai Ketuhanan Yang Maha Esa, beradab, bersatu, dan berjuang secara demokratis, siap menggelar musyawarah tetapi mencari mufakat untuk penyelesaian yang menggembirakan bagi semua kalangan karena bertujuan sangat luhur, yaitu memberikan rasa adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rakernas DNIKS dua tahunan yang digelar di Padang, Sumbar itu mempunyai makna dan tujuan ganda karena dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh dari LKKS se-Sumbar, yang sejak lima tahun lalu, menggelar upaya nyata mengajak seluruh anak bangsa di Sumatera Barat untuk bersatu dalam Posdaya pada tingkat nagari.

Seluruh perguruan tinggi di Sumbar dan di kabupaten/kota, diajak secara gotong royong bekerja sama meyakinkan rakyat untuk bersatu. Menyingkirkan perbedaan asal usul, agama dan tingkatan dalam tahapan sosial ekonominya. Mereka diajak memberikan perhatian dan peduli terhadap sesama warga masyarakat yang belum seluruhnya sejahtera. Bagi yang beruntung telah mencapai keadaan yang lebih berbahagia, diminta berbagi kepada keluarga lain yang masih harus berjuang untuk menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Lebih jauh Haryono menegaskan, bahwa ajakan dan ajaran bergerak maju itu bukan sekaligus, tetapi dengan sabar dilakukan oleh setiap keluarga dengan dorongan semangat keluarga lainnya. Pertama-tama, seperti halnya falsafah bangsa Pancasila, setiap keluarga diajak meningkatkan ketaqwaan dan keimanannya, dan berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan hidayahNya agar upayanya berhasil berkat ridhoNya.

Ketua Yayasan Damandiri, Prof Dr Haryono Suyono, saat kunjungan ke Posdaya Solok, Sumatera Barat.
Ketua Yayasan Damandiri, Prof Dr Haryono Suyono, saat kunjungan ke Posdaya Solok, Sumatera Barat.

Secara pelahan keluarga di berbagai nagari diajak memahami pola hidup sehat. Bukan sekedar makan dua kali atau lebih setiap hari, tetapi makan makanan yang mempengaruhi pertumbuhan tubuhnya untuk menahan tantangan yang tidak ringan. Membuat otaknya, tahan menerima masukan, perutnya tahan mengunyah makanan untuk mengisi kekuatan badannya, serta mampu mempergunakan tangan dan kakinya untuk mengantar ciptaan yang memberi manfaat kepada rakyat banyak.

Haryono menegaskan, proses ketaqwaan, rezeki sehat dan halal itu harus dimanfaatkan untuk mengantar semua anak-anak, utamanya yang masih berusia sekolah untuk segera dikirim ke sekolah. Anak-anak balita harus segera dikirim ke Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) agar kedua orangtuanya bisa dan mau bekerja keras untuk memelihara kehidupan keluarganya dengan baik.

Apabila ada seorang anak kemungkinan tidak bisa masuk dalam PAUD, keluarga tetangga dalam forum bersama Posdaya harus ikut campur tangan mengirim anak itu ke PAUD. Kalau itu tidak dilakukan, ada kemungkinan keluarga miskin akan terbebani dengan anak-anak balita yang sangat merepotkan di rumahnya. Oleh karena itu, dianjurkan agar setiap keluarga hanya memiliki seorang anak balita saja setiap saat agar bisa memberikan perhatian setinggi-tingginya bagi pertumbuhan anak balitanya.

Bahkan, tegas Haryono, menurut para ahli falsafah, pendidikan dan pengajaran jauh lebih ampuh dibandingkan dengan senjata apapun untuk menaklukkan masa depan. Oleh karena itu diharapkan bahwa budaya pendidikan yang setinggi-tingginya menjadi budaya bangsa yang tidak ada tandingannya. Melalui pendidikan kita bisa mengalahkan segalanya, ya fisik dan mental, sehingga masa depan anak bangsa bisa lebih terjamin. Dengan pendidikan segala sesuatu yang sekarang ada dan makin terbatas bisa diurai dan dikembangkan lebih lanjut agar bisa mampu menampung ke-butuhan masa depan yang lebih kompleks dan aneka ragamnya makin luas.

Dengan berbekal penguasaan tehnologi dan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan dan pengajaran yang teratur, setiap keluarga dapat memperoleh pekerjaan yang nikmat dan sekaligus menghasilkan nilai tambah yang memadai. Oleh karena itu, pendidikan yang ditempuh oleh semua anak didik harus mengandung penguasaan life skills yang sempurna sehingga seorang anak didik dapat menjelma menjadi manusia paripurna yang sanggup bertahan dan berguna untuk masa yang lama dalam hidupnya. Baca: Tabur Puja Sejahterakan Keluarga Posdaya.