Lembaga keuangan Indonesia mulai dari perbankan hingga ke lembaga keuangan mikro diimbau untuk saling bersinergi. Menjadi mitra, bukan pesaing.
Analis Eksekutif Senior Bidang Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Otoritas Jasa Keuangan Roberto Akyuwen, menuturkan kerjasama dengan berbagai sektor terkait keuangan mikro sangat vital. “Kami berharap lembaga keuangan Indonesia memperkuat sinergi dalam memberi pendanaan ke keuangan mikro. Berharap bisa menjadi mitra, bukan pesaing dalam konteks keuangan mikro,” tukasnya dalam Microfinance Gathering, Rabu (11/11).
Ia mengungkapkan untuk lebih mendorong keuangan mikro, OJK juga tak hanya akan memiliki Direktorat LKM, namun juga pusat penelitian dan pengembangan keuangan mikro dan inklusivitas keuangan. Di sisi lain, koordinasi antarlembaga pun diperlukan untuk mengembangkan keuangan mikro. “Pengembangan UKM menjadi prasyarat pembangunan sektor keuangan terutama mikro, karena itu OJK dan kementerian dan lembaga yang lain berperan dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan,” papar Roberto.
Dalam hal ini OJK telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Koperasi dan UKM. Sementara, untuk pihak swasta bekerjasama dengan IBM. “Dengan pelaku swasta OJK telah menandatangani kerjasama dengan IBM untuk menyediakan komputer. Jadi memang kerjasama harus lebih ditingkatkan agar lebih kondusif,” tegas Roberto. Baca: Industri Keuangan Mikro Butuh Dukungan Pendanaan
Sementara, Direktur LKM OJK Suparlan, menambahkan dalam kerjasama antarlembaga keuangan, prasyarat yang dibutuhkan adalah kepercayaan dari bank kepada lembaga keuangan mikro. “Ini bisa dilihat dari kinerja laporan keuangan, pembinaan, penagwasan dan tata kelolanya. Tidak menutup kemungkinan koperasi bisa masuk juga dengan catatan laporan keuangan minimal sesuai aturan, sehingga bank akan berani bekerjasama dengan koperasi. Namun, kalau koperasi belum ada pengawasan memadai, bank akan pilih-pilih karena ada risiko,” jelasnya.
Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian USP LKM Kementerian Koperasi dan UKM Rini Megawarti, mengakui UMKM memang terkendala dalam memenuhi jaminan, sehingga sulit mendapat pinjaman dari perbankan. “Padahal, kami menginginkan perbankan itu terhadap UMKM berperan sebagai social development bank. Bersama masyarakat dan dunia usaha membangun bisnis agar UMKM tumbuh berkembang dan menyerap kredit perbankan,” cetusnya. Baca: UMKM Siap-Siap Dapat Kucuran Kredit Modal Murah dari Pemerintah
Menurutnya, untuk menjembatani kesenjangan ekonomi perlu kebijakan strategis untuk menumbuhkan iklim usaha yang kondusif, mulai dari aspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perijinan usaha, kesempatan usaha, promosi dagang dan dukungan kelembagaan. “Ini sudah dilakukan tapi belum maksimal karena banyak kendala terkait untuk berkembangnya,” pungkas Rini.