Kunci Pertumbuhan Berkelanjutan: Sumber Daya Manusia Berkualitas

[sc name="adsensepostbottom"]

Indonesia telah dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya. Namun untuk menunjang pertumbuhan berkelanjutan, kuncinya bukan hanya di sumber daya alam, melainkan pada sumber daya manusia.

(Ki-Ka): Menteri Keuangan RI, Bambang PS Brodjonegoro; Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria; Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan, dalam konferensi pers OECD Southeast Asia Regional Forum, Rabu (25/3).
(Ki-Ka): Menteri Keuangan RI, Bambang PS Brodjonegoro; Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria; Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan, dalam konferensi pers OECD Southeast Asia Regional Forum, Rabu (25/3).

Kajian terbaru Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), yaitu OECD Education Policy Review on Indonesia, menunjukkan bahwa dengan sekitar 43 persen penduduk Indonesia berusia di bawah 25 tahun membuat negara ini dipenuhi dengan banyaknya jumlah individu yang berada di usia produktif. Potensi sumber daya manusia yang cukup besar tersebut akan dapat turut berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, asalkan mereka memiliki kemampuan dan keahlian yang tepat diperlukan oleh industri.

Dalam hal ini, menurut Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria, pendidikan menjadi hal utama. Pemerintah harus meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan pelatihan terhadap pengajar, hingga meningkatkan akuntabilitas. “Partisipasi anak dalam sistem pendidikan juga harus diperluas agar semua anak memiliki kesempatan sama memeroleh pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, juga diperlukan efisiensi di sektor pendidikan,” ujar Gurria di Jakarta, Rabu (25/3). Seperlima anggaran negara Indonesia telah dialokasikan untuk pendidikan, karena itu penggunaannya harus diawasi dengan cermat.

Sementara, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Anies Baswedan, tak menampik sumber daya manusia menjadi aset terbesar Indonesia. “Dengan berinvestasi besar di sumber daya manusia, maka kita akan melihat Indonesia yang lebih baik, jadi bukan hanya bersandar pada sumber daya alam saja,” ujar Anies. Baca: SDM, Kunci Manajemen Risiko Syariah

Ia mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi di dunia pendidikan Indonesia. Untuk mengatasinya, saat ini ada tiga area strategis yang menjadi perhatian pemerintah, yaitu pemberdayaan aktor, peningkatan kualitas dan akses, serta efektifitas birokrasi. Pada pemberdayaan aktor mencakup kepala sekolah, penilik, orang tua, siswa dan guru.

“Laporan OECD juga menekankan kualitas guru, kita memang harus compromise kualitas untuk memperbanyak kuantitas. Sekarang pendaftaran masuk sekolah sudah lebih tinggi tapi tetap perlu meningkatkan kualitas dengan kompetensi dan kapasitas guru dan kepala sekolah,” kata Anies. Baca: Menag: Jasa Guru Tidak Bisa Diukur Materi

Aspek kedua adalah mengenai kualitas dan akses. Indonesia adalah negara yang luas, dan pendidikan harus disediakan di berbagai tempat sehingga menjangkau seluruh masyarakat. Hanya saja ada tantangan terhadap akses pendidikan. Menurut Anies, tantangan akses tidak hanya merupakan tantangan bagi dirinya, tetapi di sana juga terdapat isut transportasi dan kesehatan. “Ketika memperbaiki transportasi, maka akan ada akses ke sekolah dan kesehatan,” ujarnya.[su_pullquote align=”right”]”Dengan berinvestasi besar di sumber daya manusia, maka kita akan melihat Indonesia yang lebih baik, jadi bukan hanya bersandar pada sumber daya alam saja.”[/su_pullquote]

Aspek ketiga dalam area strategis pendidikan adalah efektifitas birokrasi. Anies mengutarakan seperlima anggaran negara dialokasikan untuk pendidikan dan porsi terbesar darinya adalah untuk pemerintah lokal. “Karena kami memastikan adanya sinkronisasi kebijakan pendidikan mulai nasional sampai lokal, maka efektivitas birokrasi penting,” imbuh Anies.

Saat ini, lanjutnya, pihaknya pun sedang mengumpulkan seluruh permasalahan yang ada dan menstruktur segala solusi yang diperlukan untuk mengatasi segala tantangan yang dihadapi di sektor pendidikan. “Potret pendidikan saat ini adalah proyeksi Indonesia di masa depan jadi kita harus perbaiki kelas dan sekolah untuk melihat masa depan yang lebih baik,” pungkas Anies.