Dalam pameran Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2015 yang berlangsung di Kuala Lumpur pada 1-4 April 2015, Indonesia membukukan potensial transaksi sebesar 3,5 juta dolar AS.

Menurutnya, produk-produk yang mendapat permintaan cukup besar dari buyer adalah ikan tuna segar dan kaleng, biskuit, bumbu masak pasta, rendang, gula kepala, produk kosmetik dan perawatan badan.
Menurut laporan Global State of Islamic Economic, permintaan produk halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 9,5 persen dalam 6 tahun ke depan, yaitu dari US$ 2 triliun pada 2013 menjadi US$ 3,7 triliun pada 2019. “Pasar produk halal dunia diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatknya populasi Muslim dunia. Pada 2030, populasi Muslim dunia diperkirakan sebesar 2,2 miliar atau 27 persen dari total populasi dunia,” papar Nus. Baca: Produk Halal Indonesia Meriahkan Ajang MIHAS 2015.
Sementara itu, Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur, Fajarini Puntodewi menyatakan, keberadaan produk Indonesia di pameran MIHAS 2015 mendapat perhatian besar dari pembeli mancanegara termasuk dari Malaysia. Pada tahun ini, Indonesia membawa 41 perusahaan bersertifikasi halal terdiri atas 26 perusahaan produk makanan, 5 perusahaan produk minuman dan 10 produk kosmetik. “Ada 20 negara yang ikut pameran MIHAS 2015, dan paviliun Indonesia yang terbesar dengan 30 stand,” kata Puntodewi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, keikutsertaan Indonesia di MIHAS 2015 bertujuan untuk penetrasi pasar halal Indonesia secara international, selain kesempatan untuk mengembangkan pasar produk Indonesia di Malaysia. Pada 2014, ekspor produk makanan olahan dan kosmetika Indonesia ke Malaysia mengalami kenaikan sebesar 1,58 persen menjadi US$ 932,63 juta dari sebelumnya sebesar US$ 918, 10 juta pada 2013. Dengan pangsa pasar sebesar 11,34 persen dari total impor Malaysia dari dunia.
Menurutnya, nilai ekspor tersebut baru sekitar 10,43 persen dari seluruh nilai ekspor Indonesia ke Malaysia yang tercatat sebesar US$ 8,9 miliar, sehingga masih memiliki peluang cukup besar untuk ditingkatkan.
Kembali Puntodewi menegaskan, bahwa pasar halal disadari telah menjadi ceruk pasar yang sangat menarik untuk digarap oleh pelaku industri baik disegmen barang dan jasa. Apalagi konsumen dunia kini menyadari bahwa produk halal berarti berkualitas dan higienis. Terlebih lagi pelaku industri selalu mengedepankan kreativitas dan inovasi dalam menghadapi persaingan di segmen halal yang semakin ketat. Baca: Business Matching Produk Halal Indonesia di MIHAS 2015.

