BAZIS DKI Jakarta Variasikan Metode Penghimpunan ZIS

[sc name="adsensepostbottom"]

Dana ZIS yang terkumpul melalui aplikasi ponsel mencapai Rp 67 juta.

Kepala Bidang Pengumpulan BAZIS Provinsi DKI Jakarta R Djumhana menyampaikan, penghimpunan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) pada 2016, BAZIS DKI Jakarta mencapai sebesar Rp 153 miliar,  dan pada 2015 sebesar Rp 134,3 miliar. “Rata-rata pertumbuhan penghimpunan mencapai 15 persen per tahun,” kata Djumhana di kantor Bazis DKI Jakarta, Graha Mental Spiritual, Jakarta, Rabu (11/1).

Djumhana menjelaskan, saat ini BAZIS DKI Jakarta juga sudah memiliki unit-unit pengumpulan zakat (UPZ) di BUMD-BUMD, kampus-kampus, sekolah Islam, dan rumah sakit. Dana ZIS yang terkumpul dari UPZ akan disalurkan ke mustahik di sekitar UPZ melalui berbagai program.

Untuk memudahkan penghimpunan zakat, infak, dan sedekah ( ZIS) bagi warga Jakarta, BAZIS  menambah ragam cara selain yang sudah dilakukan. Selama ini, metode pengumpulan zakat yang sudah berjalan dengan menghimpun zakat dari sekitar 50 ribu PNS DKI Jakarta dengan mekanisme payrol, BAZIS DKI Jakarta membuat aplikasi Bazis untuk ponsel. “Dalam tiga bulan menjelang akhir 2016, dana ZIS yang terkumpul melalui aplikasi ini mencapai Rp 67 juta,” ujar Djumhana.

Djumhana menjelaskan, pengguna aplikasi bisa menyalurkan ZIS melalui aplikasi ini pada akun virtual perbankan atau menggunakan TCASH. Hal ini memudahkan warga kelas menengah di DKI Jakarta yang rata-rata memiliki layanan mobile banking.

Selain itu, lanjut dia,  BAZIS DKI Jakarta juga bekerja sama dengan jaringan ritel untuk menampung donasi masyarakat yang berbelanja. Pada 2016 ada 1.000 kotak amal BAZIS DKI Jakarta yang disebar dan berhasil menjaring infak dan sedekah sebesar Rp 3 miliar.

Kedermawanan warga DKI Jakarta menurut Djumhana sangat luar biasa. Ini harus terus ditumbuhkan agar pemberdayaan para mustahik terwujud di semua wilayah hingga mereka bisa hidup mandiri.

Kini, BAZIS DKI Jakarta juga sedang dalam proses kerja sama menjaring dana ZIS dari warga Indonesia di Eropa. Variasi  cara ini diharapkan semakin memudahkan dan membuat warga Jakarta terbiasa berzakat, berinfak, dan bersedekah. “2,5 persen setiap bulan itu tidak berat. Allah SWT akan mengantikan berlipat berkah,” ujarnya.