Melalui pengelolaan wakaf produktif, Dompet Dhuafa semakin optimal dalam pemberdayaan masyarakat.
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ismail A Said mengatakan, wakaf memiliki nilai ekonomi yang besar jika digalang secara optimal. Yakni disamping sebagai salah satu aspek ajaran Islam yang berdimensi spiritual, wakaf wakaf merupakan poin penting dalam mewujudkan kesejahteraan ekonomi. “Inilah dimensi sosial dari wakaf.Oleh karenanya, pada sejak 1 Agustus tahun lalu kami secara khusus membentuk Direktorat Mobilisasi Wakaf,” ujar Ismal dalam paparannya pada Public Expose 2017 Dompet Dhuafa di Gedung SMESCO Jakarta, Kamis (26/1).
Selama ini, kata Ismai, Dompet Dhuafa telah berperan cukup besar dalam mendorong gerakan zakat di Indonesia. Kini, sudah saatnya kesadaran masyarakat terhadap wakaf juga harus ditingkatkan. Untuk itu butuh strategi jitu dalam mengoptimalkan dan mengelola aset wakaf yang ada menjadi produktif.
Ismail mencontohkan beberapa portofolio aset wakaf yang dikelola Dompet Dhuafa seperti RS AKA Medika Sribhawono Lampung Timur. Rumah sakit yang baru diresmikan pada Sabtu (21/1) diharapkan selain sebagai sarana pelayanan sarana kesehatan masyarakat, juga sebagai pendorong kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Selain rumah sakit, lanjut Ismail Sekolah Islam Al Syukro, yang berlokasi di Ciputat, Tangerang Selatan ini terdiri dari tiga jenjang pendidikan dari mulai TK, SD, hingga SMP. Melalui lembaga pendidikan tersebut, Dompet Dhuafa berharap dapat mencetak siswa berkualitas dengan pengelolaan manajemen yang andal, mandiri finansial, dan mampu mengembangkan fasilitas pendidikan.
Selain sekolah, pengembangan wakaf produktif Dompet Dhuafa lainnya adalah beberapa rumah toko (ruko), food court di Bekasi, kontrakan di Ciledug, Tangerang, serta pusat pertemuaan dan pelatihan di gedung Wardah, Karawaci, Tangerang. Semua aset itu dikelola dengan sistem bisnis namun memiliki orientasi sosial.
“Seluruh bisnis sosial tersebut dikelola Dompet Dhuafa sebagaimana usaha pada umumnya. Upaya ini berorientasi pada pengelolaan yang efektif dan efesien, serta mampu menghasilkan surplus seoptimal mungkin untuk masyarakat,” ujar Ismail.
Dengan begitu, kata Ismail, ikhtiar membangun umat, mengangkat harkat dan martabat kaum dhuafa menjadi lebih maksimal. Yakni transparan dan akuntabel selain ditopang sumber pendanaan yang terus berkembang, melalui wakaf produktif termasuk penguatan di bidang pendidikan.

