(ki-ka) : Sekretaris SDGs Bappenas Arum Atmawikarta, CEO Rumah Zakat Nur Effendi, dan Konsultan Rumah Zakat Bagus Aryo pada diskusi Share Happy Energy Rumah Zakat, di Meradelima Restaurant, Jakarta, Rabu (1/3).foto:MySharing.

Lembaga Zakat Harus Proaktif

[sc name="adsensepostbottom"]

Proaktif menyampaikan program zakat, bukan berarti pro pemerintah, tapi cara ini lebih efektif dan efisien.

Konsultan Rumah Zakat (RZ) Bagus Aryo mengatakan, dana zakat berpotensi untuk membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia. Pada tahun 2015, dana yang dianggarkan pemerintah untuk pengentasan kemiskinan di Indonesia sebesar Rp 80 triliun. Sementara potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 217 triliun per tahun.

“Ini berarti, jika dana zakat bisa dikumpulkan dan disalurkan secara optimal, bisa mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Sayangnya, dana yang terkumpul melalui lembaga zakat hanya sekitar Rp 1 miliar,” ujar Bagus dalam diskusi “Share Happy Energy Rumah Zakat, di Meradelima Restaurant, Jakarta, Rabu (1/3).

Hal ini menurut Bagus, disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menyalurkan zakatnya ke lembaga zakat.  Selain itu, dia juga menghimbau para lembaga zakat sebaiknya lebih proaktif menyampaikan program zakatnya kepada pemerintah. Dengan demikian, penyaluran dana pengentasan kemiskinan bisa lebih tepat sasaran.

”Lebih proaktif bukan berarti pro pemerintah, tapi ini cara yang lebih efektif dan efisien. Sebaliknya, pemerintah juga diharapkan tidak mengeluarkan kebijakan yang dapat menghambat lembaga zakat,” tegas Bagus.

Bagus menjelaskan, adapun program pemberdayaan RZ dapat berupaya untuk selaras dengan indikator Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

SDGs mengandung 17 tujuan dengan 109 target dan diharapkan dapat menanggulangi berbagai masalah global. Termasuk menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, memajukan kesehatan dan pendidikan, membangun kota-kota secara berkelanjutan, memerangi perubahan iklim, serta melindungi lautan dan hutan.

Adapun, kata Bagus, masyarakat yang menerima manfaat dari RZ yaitu sebanyak 13 juta orang yang merupakan akumulasi sejak 2003. Berdasarkan penelitian dari IPB,  program kemiskinan yang dilakukan Rumah Zakat bisa membantu mengeluarkan masyarakat dari garis kemiskinan sebesar 50 persen.

Rubah Pola Pikir Masyarakat

Menurut Bagus, untuk menanggulangi tingkat kemiskinan di Indonesia yang terpenting adalah sebaiknya  dengan merubah pola pikir dalam diri manusia yang dibantu. ”Manusia punya aset dan potensi dalam dirinya, tidak harus terus mengandalkan bantuan dari orang lain,” ujarnya.

Menurut Bagus, kalau kita selalu tergantung pada bantuan orang lain, komunitas, badan-badan amal, voulentir, dan lainnya. Maka kemampuan yang manusia miliki akan hilang dalam dirinya

”Pemahaman masyarakat terkait bantuan hendaknya dibenahi dan mencari solusi yang terbaik untuk tidak terus mengandalkan,” tegas Senior Lecturer of University Melbourne.