Para amil zakat dalam mengelola zakat harus berkompetensi tidak sekedar mengandalkan modal semangat.
General Manager Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) Dwi Iqbal Noviawan menyatakan, LAZ BUMN mempunyai infrastruktur memadai dalam pengelolaan zakat.
“Pengelolaan LAZ BUMN adalah kombinasi dari dalam manajemen dengan sumber daya manusia (SDM) dari luar,” ujar Iqbal pada Pelatihan LAZ BUMN di Graha Insan Cita, Depok, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Iqbal menjelaskan, SDM dari internal manajemen ini mempunyai semangat untuk mengelola zakat. Tapi, saat dana zakat terhimpun yang dibutuhkan kemudian tidak hanya cukup modal semangat, namun butuh kompetensi pengelolannya. “Jadi, tujuan besar pelatihan amil zakat LAZ BUMN adalah kompetensi,” tegas Iqbal.
Menurutnya, meski belum ada syarat dari regulator agar amil zakat bersertifikat, tapi dari sisi syarat keorganisasian sudah memenuhi syarat itu. Sehingga LAZ tidak hanya memikirkan soal aspek sosial saja, tapi juga profesionalisme amil untuk menangai fokus mengelola zakat.
Lebih lanjut Iqbal menjelaskan, di YBM BRI, SDM harus memiliki pengetahuan (knowlegle, sikap (attitute), dan praktek yang benar (practice) dalam mengelola zakat. Selain itu, LAZ BUMN juga tidak boleh melupakan ada kultur lokal lembaga. Itu sebabnya, kata Iqbal, dalam Pelatihan Amil LAZ BUMN bersama Sekolah Amil Indonesia (SAI) juga ada sesi khas lembaga zakat.
.

