Minimnya SDM Berkualitas Masih Jadi Tantangan Bank Syariah

[sc name="adsensepostbottom"]

Sumber daya manusia (SDM) masih menjadi tantangan bagi industri perbankan syariah. Sinergi antara lembaga keuangan syariah dengan perguruan tinggi pun terus didorong.

sdi syariahKetua Umum Asosiasi Bank Syariah Seluruh Indonesia, Agus Sudiarto, mengakui salah satu tantangan yang masih perlu diatasi industri perbankan syariah agar akselerasi pertumbuhan semakin baik adalah dari segi SDM. Menurutnya, masih ada kesenjangan antara kebutuhan industri dengan jumlah lulusan perguruan tinggi. “Dari segi SDM kebutuhannya saja mencapai 5900 orang per tahun, sedangkan lulusan ekonomi syariah hanya sekitar 1500 orang,” ujar Agus, beberapa waktu lalu.

Selain itu, lulusan studi ekonomi syariah pun dituntut untuk relevan dan sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Pasalnya, Agus menuturkan masih minimnya SDM berkualitas di perbankan syariah pada akhirnya menimbulkan perpindahan SDM dari satu bank syariah ke bank syariah lainnya. “Suatu hal yang jarang kalau membutuhkan fresh graduate itu langsung bisa. Ini menjadi pekerjaan rumah kita, yaitu bagaimana menyamakan mutu kebutuhan industri dan output dari perguruan tinggi, dan agar menyamakan kualitas SDM di bank syariah dengan bank konvensional,” papar Agus.

Pada kesempatan terpisah, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI), Bambang Wibawarta, menuturkan prospek industri keuangan syariah terbuka lebar, tetapi belum tergarap maksimal karena terbatasnya sumber daya manusia dengan kualifikasi memadai. Baca: Minim SDM Kompeten Hambat Inovasi Produk Keuangan Syariah

Menurutnya, pertumbuhan keuangan syariah yang pesat secara alamiah memunculkan permintaan alamiah pula akan sumber daya manusia, namun hingga saat ini pasokan sumber daya manusia keuangan syariah berkualitas baik masih minim karena keterbatasan institusi pendidikan formal. “Karena itu pengembangan ekonomi syariah di perguruan tinggi seharusnya menjadi salah satu inisiatif terpenting dari industri dan regulator,” ujar Bambang.

Ia menambahkan UI pun telah berkomitmen mengembangkan ekonomi syariah yang diwujudkan dalam berbagai bentuk mulai aktivitas penelitian, pengabdian masyarakat, penulisan buku teks hingga pembukaan program studi ekonomi dan bisnis Islam. “Seluruh komitmen UI dalam pengembangan ekonomi syariah berada dalam kerangka rencana strategis yang fokus pada penjaminan kualitas mutu akademik yang berintegritas tinggi, penguatan link and match dan penulisan riset interdisipliner serta pengembangan ilmu tanpa batas,” jelas Bambang.

Sementara, Ketua Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman D Hadad, mengutarakan pihaknya pun mendorong peran lembaga pendidikan seperti universitas dan lembaga pelatihan dan sertifikasi untuk segera mungkin melakukan semacam identifikasi keahlian apa saja di yang diperlukan oleh industri keuangan syariah. Baca: “Pilih Fokus Pembiayaan Sesuai Kemampuan SDM”

Sebagai langkah awal untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas, OJK pun telah menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi. “Salah satu yang menjadi prioritas adalah profesi di bidang keuangan syariah, jadi ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN datang tidak semua orang luar datang kemari, tapi kita juga punya orang yang dijagokan,” ujar Muliaman.