Amil zakat akan mudah bersinergi dengan amil zakat pada lembaga lainnya, baik dalam menjalankan sinergi program maupun kemitraan.
Kepala Sekolah Amil Indonesia (SAI) Agus Budiyanto mengatakan, amil zakat, salah satunya memiliki peranan penting dalam menjadi perantara penerimaan dan penyaluran dana zakat pada masyarakat. Sebab itu, peningkatan kapasitas dan standarisasi amil zakat menjadi sesuatu yang niscaya. Peningkatan kapasitas ini, selain dalam hal kemampuan skill dan wawasan juga dibutuhkan kompetensi standarisasi amil, sehingga nantinya amil zakat akan mudah bersinergi dengan amil zakat pada lembaga atau badan lainnya, baik dalam menjalankan sinergi program maupun kemitraan dan kerjasama program.
Forum Zakat (FOZ) sebagai asosiasi organisasi pengelola zakat seluruh Indonesia telah merancang sebuah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dalam naungan Sekolah Amil Indonesia (SAI).” Kami akan membuat tiga layanan. Pertama sertifikat amil zakat sesuai dengan indikator dan hasil assessment terhadap yang bersangkutan, akan mendapat brevet amil muda, amil madya, atau amil utama, menunjuk pada jenjang staf, manajer atau pimpinan,” papar Agus dalam sambutannya pada pembukaan Pelatihan LAZ BUMN di Graha Insan Cita, Depok, Jumat (17/3).
Kedua, SAI ini akan membuat pelatihan berbagai program penguatan kapasitas amil, agar para amil zakat menjadi pribadi kompeten sebagai pengelola dana publik amanah umat. Ketiga, SAI melakukan standardisasi kelembagaan. “Aspek managemen, SDM, keuangan, berbagai SOP kelembagaan. Ini sebagai jembatan menuju akreditasi lembaga yang bukan berbasis ISO, namun lebih aplikasi dan kontekstual,” ujar Agus.
Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tiga Lembaga Amil Zakat Badan Usaha Milik Negara (LAZ BUMN) yaitu YBM BRI, LAZIS PLN, dan BAZMA Pertamina mempercayakan Sekolah Amil Indonesia (SAI) untuk meningkatkan kompetensi dari para amil mereka. Pelatihan ini dilakukan pada tanggal 17-18 Maret 2017 di Graha Insan Cita, Depok, Jawa Barat.
Adapun materi yang dibawakan dalam pelatihan ini, jelas Agus, yakni melingkupi bidang kerja penghimpunan dan pembedayaan zakat serta bagaimana memanfaatkan media sosial (medsos) yang ada untuk mengajak masyarakat agar membayar zakat. Selain itu, para peserta juga akan mendapatkan pelatihan pengembangan diri dan kerjasama tim melalui luar ruang (outbond).
Dalam kesempatan ini, General Manager YMB BRI, Dwi Iqbal Noviawan mengatakan, bahwa peningkatan kapasitas sebagai seorang amil zakat merupakan hal yang tidak bisa ditiawar lagi. “Bekerjasama dengan Sekolah Amil Indonesia (SAI) merupakan langkah yang strategis, karena sekolah ini telah mendapat pengakuan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BSPS),” ujar Iqba

