Kepercayaan masyarakat terhadap amil zakat harus dijawab dengan peningkatan kompetensi para amil.
Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Lembaga Zakat Direktorat Pemberdayaan Zakat Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama Juraidi Malkan, secara resmi membuka Pelatihan Amil LAM BUMN di Graha Insan Cita, Depok, Jawa Barat, Jumat (17/3).
“Dengan mengucap Bismillahi Rohmannirohim, pelatihan sekolah Amil LAZ BUMN ini, saya buka. Semoga pelatihan ini dapat meningkatkan kompetensi para amil agar lebih amanah,” ucap Juraidi.
Juraidi menjelaskan, salah satu hal yang membuat muzakki tenang dalam berzakat adalah soal kepercayaan. Maka menurutnya, persoalan kepercayaan ini perlu dijawab supaya menentramkan para muzakki. Menurutnya, ada muzakki yang berzakat langsung kepada mustahik, padahal itu kurang sesuai. Itu sebabnya Rasulullah saw mengangkat petugas zakat.Petugas zakat ini sangat mulia karena langsung mendapat SK dari Allah SWT, ini jelas tersirat dalam Al Quran surat Al Taubah ayat 60.
“Amil zakat disebutkan langsung dalam Al Quran, langsung dari Allah SWT. Hanya zakat yang Allah SWT perintahkan langsung ada petugasnya. Jadi, antum-antum yang ikut pelatihan ini adalah pegawai Allah SWT. Antum-antum ini lebih hebat dari pegawai Pertamina yang SK-nya dari direktur utama,” ungkap Juriadi.
Karena disebut langsung dalam Al Quran, lanjut Juraidi, maka redaksinya pun ‘amilin (jamak) bukan ‘amil (tunggal) yang tentu punya makna sendiri. Karena itu, amil perlu meningkatkan kompetensinya.
Menurutnya, jika muzakki langsung zakat kepada mustahik, ada kecenderungan untuk riya.Bahkan bagi mustahik bisa jadi ada beban mental karena merasa hurang budi kepada muzakki. Ini yang dikhawatirkan.
Selain itu, lanjut Juriadi, amil juga harus punya pengelolaan zakat yang baik dan program pemberdayaan masyarakat apa saja. Ini bertujuan untuk memunculkan kepercayaan. “Kalau punya kompetensi, amil bisa berdakwah kepada para muzakki untuk menuntaskan kewajiban mereka,” papar Juraidi.
Terkait program, menurutnya, akan lebih bagus bila program pemberdayaan zakat lebih banyak pada kegiatan produktif tidak sekadar konsumtif.
Juraidi menjelaskan, dalam Al Quran ada perintah mengambil zakat untuk membersihkan harta dan jiwa. Membersihkan jiwa menjadi perhatian karena manusia mempunyai kecenderungan kikir. Oleh karena itu, amil harus mendoakan para muzakki. Sebab, saat manusia berbuat kebaikan, Allah SWT menganggap itu sebagai utang Allah SWT kepada si hamba dan mengembalikannya dengan berlipat ganda.
Dijelaskan lagi, zakat adalah bagian misi hidup manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjadi khalifah di bumi. Sebelum diturunkan ke bumi, Nabi Adam ditransitkan dulu di bumi. Allah SWT sudah mewanti-wanti agar Adam dan istrinya tidak terperangkap godaan setan. Sebab di surga, semua kebutuhan terpenuhi. Di dunia, harus bersusah payah. Contohnya saat kita bekerja, berangkat pagi pulang malam.
Karena itu, misi Nabi Adam di dunia adalah membentuk kehidupan sejahteran lahir batin. ”Faktanya, ada sebagian manusia yang mendapati kesulitan hidup. Islam sendiri memiliki perangkat bernama zakat sebagai salah satu jalan keluarnya,” pungkas Juraidi.

