Titik Kebangkitan Pertanian Islam di Lembah Barbeta

[sc name="adsensepostbottom"]

Oleh: Nurizal Ismail, Direktur Pusat Studi Kitab Klasik Islami STEI Tazkia dan Peneliti ISEFID

Di lembah Barbeta, Aceh pada, 3 juli 2018 telah diluncurkan gerakan wakaf 1550 pohon kurma dan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara koperasi petani kurma lembah Barbate yang diwakili oleh Bapak Azwar Muhammad dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia diwakili oleh Dr. Murniati Mukhlisin selaku ketua STEI Tazkia. Yang menjadi spesial, penandatanganan MoU ini juga disaksikan oleh Ustadz Abdul Somad (UAS). UAS, memang menjadi salah satu pembina baitul mal Barbate.

Bapak Mahdi Muhammad sebagai penggagas perkebunan kurma dalam sambutan memberikan tiga poin penting.

Pertama, lembah Barbate sebagai titik kebangkitan pertanian Islam. Beliau menjelaskan bahwa ada dua Barbate di dunia yaitu di Andalusia dan di Aceh. Pemberian nama lembah Barbate ini terinspirasi dari lembah Barbate yang ada di Andalusia. Kedua, kenapa kurma yang dikembangkan di lembah Barbate karena Qur’an menyebutkannya berkali-kali dan selain itu kurma itu mempunyai kelebihan menyuburkan tanah yang mati. Ketiga, baitul mal adalah lembaga keuangan Islam yang mengelola harta-harta wakaf kaum Muslimin dan ini pernah dipraktikkan dalam sejarah Islam. Adapun wakaf 1150 pohon kurma adalah inspirasi wakaf Utsman bin Affan yang sampai sekarang kemanfaatannya banyak dirasakan oleh umat Muslim.

Penulis melihat bahwa apa yang telah dilakukan oleh Bapak Mahdi dan rekan-rekannya mencoba membangkitkan pertanian aceh dengan merujuk pada aturan-aturan Syari’ah dengan mengambil inspirasi dari kegemilangan pertanian Islam baik di awal Islam sampai pada masa Andalusia. Ada tiga poin menarik yang bisa diambil dari apa yang telah dilakukan oleh petani kurma di Barbate yang dihubungkan dengan sejarah Andalusia. 

Tarik bin Ziyad
Dari sisi sejarah, Barbate adalah suatu tempat terjadinya pertempuran antara pasukan Muslim yang dipimpin oleh Tarik bin Ziyad dan pasukan Visigoth yang dipimpin oleh Roderic pada 19 Juli 711 M/ 28 Ramadhan 92 H. Kemenangan pasukan Islam dalam pertempuran di sungai Barbate itu membuka jalan bagi masuknya Thariq bin Ziyad menuju kota-kota lainnya di Spanyol.

Pemilihan lembah Barbate itu bukan tanpa alasan sebagai tempat berperang melawan pasukan Roderik. Kondisi geografis lembah yang di kanannya adalah berdiri gunung yang tinggi serta di sisi kirinya terdapat sebuah danau membuat mereka dapat konsentrasi menghadapi pasukan lawan dari arah depan tanpa takut ada serangan dari belakang.

[bctt tweet=”Sudah saatnya pertanian Indonesia lepas dari kapitalisme ” username=”my_sharing”]

Inspirasi ini pun terjadi di lembah Barbate, Aceh yang fisik daerahnya sama dengan yang ada di Andalusia. Spirit Tariq bin Ziyad dan pasukannya perlu menjadi contoh untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan melawan kezaliman dalam konteks ini adalah pertanian kurma di lembah Barbate, Aceh. Sudah saatnya pertanian Indonesia lepas dari sistem kapitalisme yang selama petani hanya menjadi objek eksploitasi para pemodal.

Dari sisi keilmuwan, ilmu pertanian di Andalusia sangat maju sekali. Kitab-kitab pertanian banyak lahir di Andalusia misalnya oleh Muḥammad ibn Baṣṣāl al-Andalūsī, yang dilahirkan di Toledo dengan judul diwan al-filāḥa dan Kitāb al-qaṣd wa’l-bayān. Ada juga Abū’l -Khayr al-Ishbīlī (Sevilla), yang lebih dikenal sebagai dokternya tumbuh-tumbuhan dengan kitabnya yang berjudul, Kitāb al-filāḥa, dan juga eksiklopedia biologi yang berjudul Umdat al-ṭabīb fī ma‘rifat al-nabāt li-kull labīb. Lainnya adalah Syaikh Al-Fadhil Abu Zakariyyah Yahya bin Muhammad bin Ahmad bin Awwam al-Ishbīlī dengan kitabnya  ‘Filahah’. Bahkan dalam prakteknya, sistem pertaniannya sudah sangat maju dan berkontribusi terhadap perekonomian Andalusia saat itu.

[bctt tweet=”Lembah Barbate sebagai titik kebangkitan pertanian Islam” username=”my_sharing”]

Wakaf Amal Jama’i
Terakhir adalah wakaf sebagai sarana atau wasilah dalam pembangunan pertanian Syariah dan kemaslahatan umat di Indonesia. Dalam sejarah Islam wakaf juga selalu terkait dengan pertanian selain wakaf masjid. Contohnya, tanah Khaibar yang diwakafkan Umar bin Khattab untuk pertanian dan wakaf Utsman bin Affan berupa sumur ruma juga digunakan untuk perkebunan kurma di Madinah.

Wakaf tidak hanya menjadi amal pribadi, tetapi bisa menjadi amal jama’i ketika dilakukan bersama-sama. Itu lah yang dilakukan koperasi petani kurma Barbate dan baitul malnya mengajak masyarakat untuk berwakaf melalui kurma yang nanti hasilnya digunakan untuk kemaslahatan umat.

Semoga apa yang tengah dilakukan di lembah Barbate Aceh menjadi semangat kebangkitan pertanian Islam di Indonesia sebagaimana yang terjadi di lembah Barbate, Andalusia ribuan tahun yang lalu.  Semangat ini harus diikuti dengan semangat pengembangan keilmuannya dan sarana pengembangannya. Menghadirkan karya-karya ulama terdahulu dibidang pertanian dan menjadikan wakaf sebagai sarananya. Wallau’alam bissawab!