demo moestopo

Pembina Yayasan Universitas Moestopo, Prof. Thomas Suyatno Dituntut Mundur

[sc name="adsensepostbottom"]

Dinilai tidak bertanggung jawab atas menurunnya kualitas kualitas kampus selama bertahun-tahun.

Setelah sebelumnya menggelar aksi keprihatinan pada 7 Oktober 2019, Keluarga Besar Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) atau UPDM (B) kembali menggelar aksi lanjutan menutup perbaikan tata kelola kampus.

Aksi yang diikuti oleh ratusan mahasiswa UPDM (B) ini menyerukan reformasi menyeluruh di Kampus Merah Putih termasuk menuntut Rektor dan Ketua Pembina Yayasan untuk mundur karena tidak mampu bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi selama bertahun-tahun.

Dalam tujuh tuntutannya, di nomor dua adalah tuntutan agar Pembina Yayasan Universitas Moestop, Prof. Thomas Suyatno mengundurkan diri. “Prof. Thomas Suyatno mengundurkan diri dari jabatannya selaku Pembina Yayasan UPDM

Hal itu karena sejak menjabat sebagai pembina yayasan pada 2012 lalu, keberadaan Thomas Suyatno tidak memiliki manfaat positif bagi universitas yang telah berdiri sejak tahun 1962 ini.

Tuntutan yang sama disampaikan Keluarga Besar Moestopo pada aksi pertama, 7 Oktober 2019.

“Sivitas Akademika Universitas Prof. Dr. Moestopo secara tegas meminta Thomas Suyatno dengan segera mengundurkan diri dari kepengurusan Yayasan Universitas Moestopo. Selama 7 (tujuh) tahun beliau berada dalam kepengurusan yayasan, kinerja universitas setiap tahun terus menurun dan beliau membiarkan situasi tersebut,” kata Koordinator Lapangan Andi Kritiyanto, sebagaimana dilansir dari BeritaSatu.

Masih sama dengan aksi sebelumnya, pada aksi kemarin, mahasiswa dalam orasinya juga menyampaikan bahwa akibat tata kelola yang buruk, dan transparansi aset dan keuangan yang tak akuntabel, menyebabkan penurunan jumlah mahasiswa baru yang sangat signifikan di sejumlah fakultas. Fasilitas maupun sarana prasana pendidikan yang kurang diperhatikan dinilai menjadi salah satu indikator di balik anjloknya jumlah mahasiswa.

“Sangat ironis, kampus Moestopo yang punya sejarah panjang sebagai salah satu kampus tertua, kini seolah terlupakan karena tidak mampu mengaktualkan diri untuk bersaing dengan kampus-kampus lain. Mahasiswa terus merosot tajam akibat tata kelola yang buruk” ungkap mahasiswa dalam orasinya.

Adapun tujuh tuntutan mahasiswa yang disampaikan, yaitu:

  1. Rudy Harjanto selaku Rektor UPDM(B) dan Pimpinan Tertinggi dari Universitas harus bertanggungjawab penuh atas masalah-masalah yang terjadi di UPDM(B)
  2. Thomas Suyatno mengundurkan diri dari jabatannya selaku Pembina Yayasan UPDM
  3. Keturunan (alm.) Prof. Dr. Moestopo harus bersatu membangun Yayasan UPDM untuk menyelamatkan masa depan UPDM(B) dengan prinsip Dari, Oleh, dan Untuk UPDM(B) tanpa campur tangan oknum-oknum yang tidak memiliki ikatan sejarah dengan UPDM(B)
  4. Reformasi Tata Kelola Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip Good University Governance
  5. Reformasi Yayasan UPDM
  6. Pengelolaan aset dan keuangan Universitas serta Yayasan yang transparan dan akuntabel
  7. Penuhi kewajiban pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana kampus

Salah satu perwakilan mahasiswa menyampaikan agar pimpinan rektorat dan yayasan tak berdiam diri melihat kondisi kampus yang memprihatinkan ini. Mereka ingin perubahan total demi mengembalikan marwah pendiri kampus yakni Pahlawan Nasional Mayor Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Moestopo.

“Kami sudah sampaikan surat audiensi kepada pihak rektorat, namun hingga kini jawaban yang diterima adalah mereka sibuk dengan urusan di luar kampus. Bagi kami ini jelas, bahwa pimpinan kampus mengelak untuk membuka keran komunikasi dengan para mahasiswa,” ungkap salah satu peserta aksi.

Tak hanya itu mahasiswa juga menyerukan agar tak ada lagi intimidasi dan pembelahan di dalam lembaga kemahasiswaan maupun mahasiswa secara pribadi dalam menyampaikan aspirasi mengenai permasalahan kampus mereka.

Mahasiswa Univ Moestopo dalam aksi kemarin. Foto: Istimewa

“Hentikan segala intimidasi dan pembelahan terhadap mahasiswa, jangan benturkan sesama kami. Apalagi dengan memanggil preman-preman dengan dalih menjaga keamanan,” seru mahasiswa.

Selain mahasiswa, sejumlah dosen perwakilan beberapa fakultas juga turut ikut hadir bersama mahasiswa. Seperti halnya dengan mahasiswa, para dosen pun ikut menyuarakan kegelisahannya terhadap kondisi fakultasnya masing-masing.

Sementara itu, kalangan Dosen Fakultas Kedokteran Gigi UPDM (B) mengeluarkan pernyataan tertulis yang mengkritisi pengelolaan perguruan tinggi yang selama ini berjalan.

[bctt tweet=”Hentikan segala intimidasi dan pembelahan terhadap mahasiswa” username=”my_sharing”]

Mereka berharap dengan adanya aspirasi yang disampaikan pada aksi ini, dapat memberikan solusi yang terbaik bagi segenap komponen yang ada di UPDM (B).